WKM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Organisasi di Universitas Moestopo Beragama berjumlah sepuluh yang
terdiri dari lima WKM diantaranya Media Publica, Teater Fikom,
Telefikom, Kosmik dan Basket. Sementara lima lainnya tergabung dalam UKM
yaitu Agrawitaka, Diamma, PSMI, KMK dan PKM.
Organisasi di kampus
Jalan Hang Lekir ini memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan
kampus UPDM (B), seperti apa yang dikatakan oleh Nur Arief Fadillah
yang ditemui diruangan Teater Fikom, mengatakan bahwa Teater peduli
dengan kampus Merah Putih, baik didalam maupun diluar lingkungan kampus.
Teater
sendiri setiap tahunnya mempunyai acara temu Teater senasional dari
berbagai wilayah Indonesia, dan dari pertemuan itulah Organisasi yang
bergerak di bidang seni ini menjadi Duta kampus dengan membangun citra
baik Moestopo.
Arief menyampaikan, bahwa Teater itu adalah tempat
laboraturium komunikasi, artinya segala aktivitas di Teater baik
pemeranan maupun instrumen musik adalah kegiatan komunikasi, ditunjang
dari ilmu yang di dapat saat kegiatan belajar mengajar. Salah satu wujud
kepedulian Teater adalah saat pementasan setiap kegiatan Jambore untuk
tahun ajaran baru, dalam pementasannya Teater mencoba menyampaikan pesan
melalui seni dan olah tubuh, bahwa menjadi mahasiswa harus kritis, peka
dan memiliki rasa solid, yang sudah terkonsep dari tema acara Jambore.
Adapun
pendapat lain yang datang dari Pers Mahasiswa Fikom Moestopo, Monadisa
Utami Dewi yang menjabat sebagai Pemimpin Umum Media Publica. PersMa ini
menjadi jembatan aspirasi antara Eksekutif Fakultas dan Mahasiswa umum,
dalam bentuk sebuah karya berita News Letter berisikan informasi yang
akan dikonsumsi oleh Fakultas, Mahasiswa dan lingkungan kampus.
Media
Publica juga tergabung dalam Forum Pers Mahasiswa Sejabodetabek (FPMJ).
Dengan produk utama terbitan, melalui FPMJ Media Publica menunjukkan
kepeduliannya terhadap kampus Moestopo dengan menginformasikan bahwa
kampus UPDM (B) ini bukan kampus sembarangan dan patut diperhitungkan.
Begitu
pula Agrawitaka organisasi yang berada di posisi UKM mengatakan, telah
memberikan pengabdian ke kampus. “Seperti kami peduli pada bencana
Tsunami di Aceh, kami mengirim relawan dari Argawitaka. Itu pun kami
membawa nama kampus dan mengharumkan nama kampus juga,” ungkap Ketua
Argawitaka Didi Mochsyahridi.
Organisasi yang bergerak dibidang alam
ini juga peduli dengan lingkungan internal kampus, dengan bentuk
kegiatan menanam tumbuhan, mengadakan tempat sampah disekitar area pusat
kegiatan mahasiswa.
dan di bawah inilah beberapa wkm yang bisa saya jelasan :
Media Publica- Wadah Kegiatan Mahasiswa (WKM) Komunitas Musik Ilmu
Komunikasi (Kosmik) Moestopo akan menggelar acara akbarnya yaitu Kosmik
Fest. Acara musik yang merupakan acara tahunan ini bertemakan “WE ARE
MOESTOPO, WE ARE THE FUTURE”.
Kosmik Fest adalah event yang sudah diadakan selama empat kali dari
tahun 2010. Acara ini dijadwalkan akan diselenggarakan pada tanggal 13
Juni 2013 mendatang pada pukul 14.30 hingga selesai yang bertempat di
pelataran parkir atas Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Dengan
pengisi acara antara lain Trashic KOSMIK, TEATER FIKOM, Student Present,
Sisy & the torrent, Hordy Jones, PMK Band, Angry Kids, Gempa Lokal,
Parisude, People Shit, Delerium Tremens, brownchino ska, dan Secret
Guest Start.
Tema yang di angkat pada tahun ini pun memiliki sebuah pesan yang
memiliki dua makna yaitu menumbuhkan rasa bangga terhadap kampus merah
putih dan memberikan pesan terhadap mahasiswa UPDM(B) bahwa kita adalah
generasi penerus bangsa. Kosmik Fest ini berbeda dengan acara lesehan
yang sering kosmik selenggarakan. Walaupun memiliki konsep yang sama
yaitu acara musik, tapi kosmik fest memiliki skala acara yang lebih
besar dibandingkan acara lesehan.
“Kalo bedanya mungkin hanya di skala, acara ini skala nya lebih besar
ada panggungnya juga,” ungkap Anas Malik selaku Ketua Pelaksana. Kini
seluruh tim dalam acara tersebut mengaku persiapan Kosmik Fest sudah
mencapai 90%. Acara ini tidak hanya untuk mahasiswa UPDM(B) tetapi juga
terbuka untuk masyarakat umum dan tidak dikenakan biaya bagi para
pengunjung.
Kosmik Fest ini tidak hanya akan menampilkan musik saja tetapi juga
akan ada penampilan dance, teatrikal dan juga pameran fotografi. “ya
semoga pokoknya lancar dan sukses acaranya,” tutup Anas Malik.
Kecilnya wilayah Universitas Prof.DR. Moestopo (Beragama) atau
UPDM(B) berdampak pada kurangnya faktor penunjang bagi Wadah Kegiatan
Mahasiswa (WKM) yang dipayungi oleh fakultas Fikom. Dari banyaknya WKM
Fikom, dua diantaranya belum memiliki sarana penunjang ruangan tempat
sebagai pendukung dalam aktifitas mereka. WKM Basket merupakan salah
satu WKM yang belum bisa menikmati fasilitas tersebut. “Berdiri tahun
1999 sampai sekarang 2011, WKM ini belum mendapat tempat seperti
kebanyakan WKM lainnya,” ujar Heza Sundara selaku Ketua Umum WKM Basket.
Heza menambahkan, sejak tahun 2008 kami selalu mengupayakan agar WKM
ini mendapatkan sarana yang sama seperti kebanyakan WKM lainnya, usaha
tersebut dilakukan dalam bentuk pembuatan proposal sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Mirisnya sampai saat ini mereka hanya mendapatkan
bentuk alasan yang sama. Sudah tidak ada lokasi dan tidak memiliki
biaya yang mendukung untuk membangun sarana tersebut adalah jawaban yang
selalu diucapkan pihak fakultas.
“Jelas faktor ini sangat berdampak kesekretariat organisasi kami.
Sambil terus mengupayakan, permasalahan ini bukan faktor penghambat
untuk kami terus berprestasi. Saya berharap agar pihak yang terkait
memfasilitasi sarana penunjang bagi kinerja organisasi kami,” ujar Heza
dengan penuh harapan.
WKM Media Publica merayakan hari jadinya yang ke -29 di Lab Humas
UPDM (B). Selama hampir 3 dekade WKM Media Publica atau yang lebih
dikenal dengan singkatan MP ini mempertahankan idealismenya sebagai
Pers Mahasiswa yang Independen. Lahir era orde baru, WKM ini berhasil
menempuh segala rintangannya dan dapat menjadi tolak ukur Pers Mahasiswa
lainnnya hingga saat ini.
Keinginan untuk memperkenalkan kebudayaan pada kaum muda menjadi
alasan WKM ini menyusung tema “Mem-Panjimilenium-kan Generasi Gatotkaca”
pada perayaan hari jadinya. Beberapa cara memperkenalkannya, yaitu
dengan memutar video tentang band Hiphop Jogja Foundation dan pemutaran
video dokumenter tentang batik filmmaker Nia Dinata. Selain
pemutaran video, MP juga mengadakan diskusi dengan dosen – dosen Fikom
mengenai kebudayaan saat ini. Tak hanya itu, WKM Kosmik dan WKM Teater
Fikom ikut memeriahkan acara dengan menampilkan hiburan.
“Harapannya, semoga MP (Media Publica) dapat menjadi lebih baik”,
ujar Ratih selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan keinginannya dengan
sederhana WKM MP sendiri merupakan WKM tertua di UPDM (B), salah satu
produknya saat ini adalah Hot News.
Komunitas ini dibentuk sebagai wadah bagi mahasiswa Universitas
Prof. DR. Moestopo yang ingin belajar lebih jauh tentang fotografi,
khususnya yang tidak memiliki kamera sendiri.
Selain kegiatan intra kampus seperti Senat Mahasiswa dan BEM, di
setiap kampus juga ada kegiatan ekstra atau unit kegiatan mahasiswa
(UKM), seperti teater, fotografi, jurnalis, olahraga, dan lain-lain.
Nah, di kampus Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) ada sebuah
kegiatan mahasiswa yang cukup aktif, yaitu Telefikom Fotografi.
Telefikom Fotografi merupakan Wadah Kegiatan Mahasiswa (WKM) pecinta
fotografi di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) yang berdiri
sejak 11 November 1991. Kata 'Tele' sendiri diambil dari jenis lensa,
dan 'Fikom' itu adalah Fakultas Ilmu Komunikasi, jadi nama komunitas ini
kira-kira berarti para mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komunikasi yang
hobi fotografi.
"Kalau dari sejarah awalnya sih dibentuk oleh beberapa mahasiswa
Moestopo yang suka fotografi dan hanya 'tongkrongan' biasa, kemudian
dibuatlah sebagai Wadah Kegiatan Mahasiswa (WKM). Dan salah satu
pencetus atau pendirinya kini menjadi dewan penasihat kami, yaitu
Arizona Sudiro," jelas Gerald Dwitama, anggota Telefikom saat ditemui TNOL di kampus Prof. Dr. Moestopo (Beragama),
Mahasiswa semester akhir ini menjelaskan, Telefikom Fotografi juga
sebagai sarana mahasiswa UPDM (B) dalam mempelajari fotografi teknis
maupun non-teknis serta pembelajaran mengenai organisasi. Telefikom
Fotografi tergabung dalam Persatuan Fotografi Mahasiswa (PANORAMA) yang
terdiri dari 22 kampus di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dikatakan pria yang juga mantan pengurus Telefikom Fotografi ini,
"Kita sudah memiliki 21 angkatan yang terbentuk. Dan yang sekarang lagi
berjalan ini angkatan ke- 22, namun mereka masih dalam proses
pendidikan, yang Insya Allah bulan Desember selesai dan mengadakan pameran angkatan."
Ditambahkan Gerald, Telefikom Fotografi memiliki tiga kategori
keanggotaan, yaitu Blur, Fokus, dan Klik. Anggota Blur merupakan anggota
yang diproses dari calon anggota yang dimana mereka mengikuti proses
pendidikan dan pameran angkatan.
"Jadi pameran angkatan selesai, mereka dilantik jadi anggota Blur,
anggota barunya Telefikom. Mereka ikutin proses program kerjanya
Telefikom, sampe ke pameran akbar di akhir periode. Jadi pameran akbar
selalu di akhir periode kepengurusan," imbuh Gerald.
Ia melanjutkan, "Dari pameran akbar, anggota Blur ini baru dilantik
jadi anggota Fokus secara penuh, dan nantinya mereka bisa jadi ketua
atau ikut kepengurusan."
Sedangkan anggota Klik merupakan anggota Telefikom yang sudah tidak
aktif di perkuliahan atau sudah lulus. "Jadi keanggotaan kita, bisa
dibilang seumur hidup," ucapnya.
Untuk menjadi anggota Telefikom Fotografi pun tidak harus memiliki
kamera. "Nggak harus punya kamera, karena kita kan benar-benar wadah,
khususnya untuk teman-teman Fikom yang nggak punya kamera tapi ingin
belajar fotografi serius, nah di Telefikom lah tempatnya," jelas Gerald.
Meskipun berbeda angkatan, namun antar anggota Telefikom tidak ada
yang namanya senioritas. "Kita disini sistemnya kekeluargaan, jadi kalau
ada anggota yang baru masuk, kita anggap adik kita, kita saling menjaga
satu sama lain. Nggak ada senioritas," tandasnya.
Pameran Foto
Telefikom Fotografi juga memiliki berbagai macam kegiatan, seperti pameran, seminar dan workshop fotografi, hunting foto 1 dan hunting
foto 2, serta majalah dinding. Selain itu, ada pula Pendidikan dan
Pelatihan Fotografi dan Organisasi untuk mengembangkan kemampuan dan
regenerasi anggota baru.
Kegiatan yang sering dilakukan Telefikom adalah pameran foto. Gerald
mengatakan bahwa ada beberapa jenis pameran foto Telefikom, yaitu
pameran angkatan, pameran akbar, pameran bersama, serta pameran kecil
seperti di lorong-lorong kampus. Dalam setahun, mereka selalu
mengadakan pameran kurang lebih tiga kali dalam satu periode.
Tidak hanya itu, Telefikom juga menaruh rasa kepedulian kepada
masyarakat dengan mengadakan kegiatan sosial, seperti kunjungan ke panti
asuhan, mengumpulkan barang-barang bekas dan penggalangan dana untuk
disumbangkan.
"Kalau seminar, workshop itu masuknya di rangkaian acara pameran. Kita juga ada hunting bareng, terakhir ke Bromo. Ada juga sih dari anggota kita, tiga orang yang hunting ke India, itu di luar program kerja Tele, tapi mereka tetap bawa bendera Telefikom Fotografi,"
Minggu, 23 Juni 2013
tugas mata kuliah menulis realese
fikom moestopo
Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) melakukan ujian standar kompetensi wartawan bagi para dosennya. Hal itu dilakukan Fikom UPDM (B) [Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)] sebagai persyaratan untuk menjadi lembaga penyelenggara sertifikasi wartawan.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PWI, Hendry Ch Bangun mengatakan, PWI siap membantu institusi pendidikan dengan menyediakan tenaga pengajar jurnalistik, sebagaimana yang telah dilakukan bersama sejumlah perguruan tinggi di tanah air. Para dosen harus memiliki sertifikat kompetensi wartawan sebelum mereka menguji orang lain nantinya, dalam ujian standar kompetensi wartawan.
Menurut Hendry Bangun, perguruan tinggi yang telah memiliki dosen praktisi jurnalistik, memiliki sertifikat kompetensi wartawan, memenuhi syarat sebagai lembaga penguji wartawan. Berdasarkan ketentuan, lembaga penguji harus telah berdiri sekurang-kurangnya 20 tahun dan 10 tahun untuk program studi jurnalistiknya.
Selain itu, ada beberapa syarat yang ditetapkan untuk menjadi lembaga penguji kompetensi wartawan, sebagaimana diatur dalam peraturan dewan pers No. 1/Peraturan-DP/II/2010. Salah satunya, memiliki pengajar di bidang jurnalistik dari unsur praktisi. Dari syarat-syarat yang telah ditentukan, UPDM (B) telah memenuhi kiriteria yang ada.
"Aturan mengenai keharusan wartawan mengikuti uji kompetensi merupakan upaya meningkatkan profesionalisme di kalangan pencari berita. Wartawan yang berhasil lulus mengikuti uji kompetensi berarti telah memiliki kemampuan yang disyaratkan untuk mencapai kinerja yang optimal dalam menjalankan tugas jurnalistik," kata dia di Jakarta, kemarin.
Sementara itu Dekan Fikom UPDM (B), Dr. H. Hanafi Murtani, MM, menjelaskan, pihaknya memang berketetapan menjadi lembaga penyelenggara kegiatan sertifikasi wartawan. Mereka yang ingin mendapat sertifikasi wartawan harus mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW) terlebih dulu.
Bagi mahasiswa Fikom UPDM(B) sendiri, setelah menyelesaikan kuliahnya langsung mengantongi sertifikat kompetensi wartawan. Tentu setelah melalui tahapan proses magang di perusahaan media massa. Hal ini menjadikan mahasiswa lebih berkompeten dalam bidang jurnalistik. Dengan kerjasama PWI ini, mahasiswa UPDM (B) sangat diuntungkan karena memperoleh pembekalan selama kuliah dalam bidang jurnalistik, dan sekaligus memperoleh sertifikat kompetensi wartawan untuk kemudian bisa langsung bekerja.
"Mahasiswa yang mengikutinya, memiliki sertifikat yang artinya seseorang tersebut berkompeten untuk menjadi wartawan. Jadi ketika mereka lulus kuliah, sudah siap kerja menjadi jurnalis," ungkap Hanafi kemudian.
Cara Asyik Fikom Moestopo Belajar Periklanan
Pengetahuan akademik enggak cukup didapat dari bangku kuliah saja. Kita
bisa memperkaya ilmu dengan mengikuti berbagai seminar dan workshop.
Seperti
helatan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Prof Dr
Moestopo (beragama) yang satu ini. Menggandeng Teater Fikom, mereka
menggelar Seminar dan Workshop Periklanan.
"Selain sebagai
bentuk partisipasi kampus kepada pendidikan di Indonesia, kegiatan ini
juga menjadi wadah pelatihan periklanan bagi setiap mahasiswa yang
tertarik dengan periklanan," demikian seperti dinukil dari keterangan
tertulis Fikom Universitas Prof Dr Moestopo (beragama) atau UPDM, kepada
okezone, Senin (16/1/2012).
Acara yang digelar
akhir pekan lalu itu, diisi berbagai materi periklanan bagi mahasiswa
Fikom UPDM. Peserta kegiatan juga mendapatkan gambaran nyata produksi
iklan televisi.
Diharapkan, para peserta seminar mendapatkan
pengetahuan tentang seluk beluk periklanan Indonesia, khususnya iklan
televisi. Sehingga, pada akhirnya mereka dapat menciptakan ide-ide
kreatif dan berpartisipasi memajukan dunia periklanan Tanah Air.
tugas mata kuliah menulis realese
tugas pak baykuni
assalamuailakum
assalamuailakum
Moestopo
Major General Professor Moestopo (lahir di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur,
13 Juli
1913 – meninggal
di Bandung, Jawa Barat,
29 September
1986 pada umur 73 tahun)
adalah seorang dokter gigi Indonesia, pejuang kemerdekaan, dan pendidik. Dia
dinyatakan sebagai Pahlawan
Nasional dari Indonesia pada tanggal 10 November 2007.
Lahir di Kediri, Jawa Timur, Moestopo pindah ke Surabaya
untuk
menghadiri Sekolah Kedokteran Gigi di sana. Pada awalnya menjadi seorang
praktisi, karyanya terputus pada tahun 1942 ketika Jepang menduduki Indonesia
dan
Moestopo ditangkap oleh Kempeitai untuk mencari
mencurigakan. Setelah dibebaskan, ia menjadi dokter gigi untuk Jepang tapi
akhirnya memutuskan untuk melatih sebagai seorang perwira tentara. Setelah
lulus dengan pujian, Moestopo diberi komando PETA pasukan di Sidoarjo, ia kemudian
dipromosikan menjadi komandan pasukan di Surabaya.
Sementara di Surabaya, selama
Indonesia
Revolusi Nasional Moestopo ditangani dengan pasukan ekspedisi Inggris
yang dipimpin oleh Brigadir Walter
Sothern Mallaby Aubertin. Ketika hubungan rusak dan Presiden Soekarno dipanggil
ke Surabaya untuk memperbaiki mereka, Moestopo ditawari pekerjaan sebagai
penasihat tapi ditolak. Selama perang ia menjabat beberapa posisi lainnya,
termasuk memimpin satu skuadron tentara reguler, pencopet, dan pelacur untuk
menyebarkan kebingungan di jajaran pasukan Belanda musuh. Setelah perang,
Moestopo terus bekerja sebagai dokter gigi, dan pada tahun 1961 ia mendirikan
Universitas Moestopo. Dia meninggal di Bandung pada tahun 1986.
Langganan:
Postingan (Atom)